Kali ini aku akan membhas
tentang malaria. Penyakit ini merupakan penyakit endemis di
tempatku PTT. Dan kebetulan tanggal 27-30 september kemarin aku sempat
mengikuti pelatihan tata laksana kasus malaria bagi Dokter. Tempatnya di Buntok,
Barito Selatan. Lumayan selain menambah ilmu, juga nambah uang saku, tidur di
hotel ya sekalian jalan-jalan di Buntok, kota
yang 2 tahun lalu sering aku datangi karena sempat PTT juga di Barsel. Kita
mulai aja biar gak banyak ngelantur. Apa itu Malaria?
Definisi:
Malaria adalah penyakit yang
disebabkan oleh salah satu
parasit jenis plasmodium yang ditularkan pada manusia lewat gigitan vektor yaitu nyamuk anopheles.
parasit jenis plasmodium yang ditularkan pada manusia lewat gigitan vektor yaitu nyamuk anopheles.
Ini berarti plasmodium ini bisa
terdapat dalam tubuh manusia dan bisa juga pada tubuh nyamuk. Dan setelah
diteliti diketahui juga pada tubuh nyamuk terjadi perkembangbiakan secara
seksual dari plasmodium tersebut. Berikut gambar siklus perkembangbiakan
plasmodium pada tubuh manusia dan nyamuk (klik link dibawah)
Pada P. Vivax dan Ovale, sebagian
tropozoid hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang
menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal
di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Pada suatu saat
bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan
relaps (kambuh)
Masa Inkubasi:
Masa inkubasi adalah rentang
waktu sejak sorozoite masuk sampai timbul gejala klinis yang ditandai dengan
demam. Berfariasi tergantung spesies plasmodiumnya.
Plasmodium Falciparum 9-14 (12)
hari
Plasmodium Vivax 12-17 (15) hari
Plasmodium Ovale 16-18 (17) hari
Plasmodium Malariae 18-40 (28)
hari
Gejala Klinis:
Gejala klinis malaria merupakan
suatu paroksismal biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan yaitu:
1.
stadium Dingin (Cold Stage)
Stadium ini dimulai dengan
menggigil dan perasaan yang sangat dingin, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan
jari pucat/kebiru-biruan atau sianosis, kulit kering dan pucat, ingin muntah,
pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung selama 15 menit - 1
jam.
2.
Stadium Demam (Hot Stage)
Setelah merasa kedinginan, pada
stadium ini pasien merasa kepanasan ( sangat haus dan suhu badan meningkat
samapai 40oC atau lebih. Muka merah, kulit kering dan tersa sangat
panas seperti terbakar, sakit kepala, enek/muntah dan nadi menjadi kuat.
Stadium ini berlangsung antara 2-4 jam.
Demam disebabkan oleh pecahnya
skizon darah yang telah matang dan masuknya merozoit darah ke dalam aliran
darah. Pada P. Vivax dan P. Ovale skizon-skizon dari setiap generasi menjadi
matang setiap 48 jam sekali sehingga demam timbul setiap 3 hari terhitung dari
serangan demam sebelumnya. Nama malaria tertiana bersumber dari fenomena ini.
Pada P. Malariae fenomena tersebut setiap 72 jam disebut malaria kuartana. Pada
P. Falciparum sama dengan P. Vivax atau
P. Ovale hanya interval demamnya tidak jelas.
3.
Stadium Berkeringat (Sweating Stage)
Pada stadium ini penderita
berkeringat banyak sekali namun suhu badan menurun dengan cepat kadang menurun
sanpai di bawah suhu normal. Biasanya penderita dapat tidur nyenyak dan merasa
lemah saat bangun tidur. Stadium ini berlangsung antara 2 samapai 4 jam.
Penderita malaria ditemukan
berdasarkan gejala klinis dengan gejala utama demam, menggigil secara berkala
dan sakit kepal. Kadang-kadang dengan gejala klinis lain seperti:
1.
Badan berasa lemas dan pucat karena kekurangan darah
dan berkeringat.
2.
Napsu makan berkurang
3.
Mual-mual kadang-kadang disertai muntah
4.
Sakit kepala yang berat, terus-menerus khususnya pada
infeksi Plasmodium Falciparum
5.
Pada keadaan menahun (kronis) gejala diatas disertai
pembengkakan limpa
6.
Pada malaria berat gejala diatas disertai kejang-kejang
dan penurunan kesadaran sampai koma
7.
Pada anak makin muda usia makin tidak jelas gejala
klinisnya tetapi yang menonjol adalah mencret (diare) dan pucat karena
kekurangan darah (anemia), serta ada riwayat kunjungan ke atau berasal dari
daerah endemis malaria
Untuk kepentingan
pengobatan, malaria bisa digolongkan menjadi 2 yaitu malaria tanpa komplikasi
dan malaria dengan komplikasi.
1.
Malaria Tanpa Komplikasi
a.
Demam (pengukuran dengan thermometer > 37, 5oC)
b.
Konjungtiva dan telapak tangan pucat
c.
Pembesaran Limpa (sphlenomegali)
d.
Pembesaran Hati (Hepatomegali)
2.
Malaria Dengan Komplikasi
Pada
tersangka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai berikut:
a.
Temperatur rectal > 40oC
b.
Nadi cepat dan lemah/kecil, tekanan darah sistolik <
70 mmHg pada orang dewasa dan pada anak-anak < 50 mmHg
c.
Gejala ARDS (Akute Respiratory Distres Syndrome) antara
lain frekuensi nafas > 35 x/menit pada orang dewasa atau > 40x/menit pada
balita, anak di bawah 1 tahun > 50x/menit
d.
Penurunan derajat kesadaran dengan Glosgow Coma Scale
(GCS) < 11
e.
Manifestasi perdarahan (petekie, purpura, hematome)
f.
Tanda-tanda anemia berat (Hb < 5 gr/dl pada parasit
> 10.000/UL bukan karena perdarahan/thalasemia, dsb)
g.
Terlihat mata kuning/ikterik (bilirubin > 3 mg%)
h.
Gagal ginjal ditandai dengan oligouria sampai dengan
anuria (urine < 400 ml/24 jam pada orang dewasa atau < 1 mg/kgBB/jam pada
anak setelah dilakukan rehidrasi)
i.
Kejang-kejang lebih dari 3x/24 jam
j.
Tanda-tanda asidosis metabolic (pH < 7,25 dan
bikarbonat plasma < 15 mmol/L)
k.
Hiperlaktemia (lab)
Pengobatan
Malaria Tanpa Komplikasi
1.
Pengobatan Malaria Falciparum
Lini
pertama pengobatan malaria falsiparum adalah Artemisinin Combination Therapy
(ACT))
a.
Lini Pertama
Artesunat +
Amodiakuin + Primakuin
Obat kombinasi
diberikan per oral selama 3 hari dengan dosis tunggal harian Artesunat 4 mg/kgBB dan Amodiquin basa 10
mg/kgBB
Primakuin
diberikan per oral dengan dosis tunggal 0,75 mg basa/kgBB pada hari pertama.
Kontraindikasi primakuin : wanita hamil, bayi < 1 tahun, penderita
defisiensi G6-PD.
Hari
|
Jenis Obat
|
Jumlah Tablet Per hari Menurut Kel. Umur
|
|||||
0 -1 Bln
|
2 – 11 Bln
|
1 – 4 Th
|
5 – 9 Th
|
10 – 14 Th
|
³ 15 Th
|
||
1
|
Artesunat
|
¼
|
½
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Amodiakuin
|
¼
|
½
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Primakuin
|
-
|
-
|
¾
|
1 1/2
|
2
|
2 - 3
|
|
2
|
Artesunat
|
¼
|
½
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Amodiakuin
|
¼
|
½
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
3
|
Artesunat
|
¼
|
½
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Amodiakuin
|
¼
|
½
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Atau :
Dihydroartemisinin +
Piperaquin + Primakuin
Dosis per oral
selama 3 hari dengan dosis tunggal harian Dihydroartemisinin 2-4 mg/kgBB,
Piperaquin 16-32 mg/kgBB, Primakuin dosis tunggal 0,75 mg/kgBB selama 1 hari.
b.
Lini Kedua
Diberikan
jika pengobatan lini pertama tidak efektif dimana ditemukan gejala klinis tidak
memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul
kembali (rekrudesensi)
Kina + Doksisiklin atau
Tetrasiklin + Primakuin
Kina
diberikan per oral 3 kali sehari dengan dosis 10 mg/kgBB/kali selama 7 hari
Doksisiklin
diberikan 2 kali per hari selam 7 hari dengan dosis orang dewasa adalah 4 mg/kgBB/hari,
sedangkan untuk anak usia 8-14 tahun adalah 2 mg/kgBB/hari. Tetrasiklin
diberikan 4 kali per hari selama 7 hari dengan dosis 4-5 mg/kgBB/kali.
Kontraindikasi doksisiklin dan tetrasiklin adalah pada ibu hamil dan anak usia
kurang dari 8 tahun.
Primakuin
diberikan seperti lini pertama.
- Pengobatan Malaria Vivaks dan Ovale.
a.
Lini Pertama
Sama dengan
lini pertama malaria falciparum, hanya pemberian primakuin selama 14 hari
dengan dosis tunggal 0,25 mg/kgBB
b.
Lini Kedua
Kina + Primakuin
Kina per oral 3
kali / hari dengan dosis 10 mg/kgBB/kali selama 7 hari
Primakuin 0,25
mg/kgBB dosis tunggal harian selama 14 hari.
c.
Pengobatan malaria vivaks yang relaps
Sama
dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin di tingkatkan. Primakuin
diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari.
- Pengobatan Malaria Malariae
Cukup diberikan
ACT 1 kali per hari selama 3 hari dengan dosis sama dengan pengobatan malaria
lainnya.
- Pengobatan Malaria Mix (Falciparum + Vivax)
Pengobatan
dengan ACT selama 3 hari serta memberi primakuin pada hari pertama 0,75 mg/kgBB
dilanjutkan hari ke 2-14, primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB.
Pengobatan Malaria Dengan
Komplikasi/Malaria Berat
Pilihan utama :
w Artesunat IV/IM
w Artemeter IM
Obat alternatif:
w Kina dihidroklorida parenteral
Cara pemberian artesunat injeksi:
Pemberian dengan loading dose secara bolus : 2,4 mg/kgbb
per-iv /im selama 2 menit, diulang 12 jam dengan dosis sama. Selanjutnya
regimen diberikan 2,4 mg/kgbb per-iv/im satu kali sehari sampai pasien mampu
minum obat (Asu-Amo 3+ Prim 1 )
Dosis dan cara
pemberian Artemether
Dosis inisial 3,2
mg/kgBB IM. diikuti 1,6 mg/kg bb satu kali sehari sampai pasien dapat minum
obat (Ar-Amo3 + Pr. 1).
Efek samping artemether :
Pada dosis yang dianjurkan jarang
terjadi efek samping berat. Pada kasus individual, kadang terjadi demam ringan,
retikulopenia, dan kenaikan SGOT dan SGPT ringan. Pada kasus yang jarang dapat
terjadi aritmia jantung.
Kina
Dosis awal 20 mg/kgBB dlm 500 cc deks.
5% ( NaCl 0,9%) selama 4 jam pertama, 4 jam ke-dua diberikan dext.5%/NaCl 0,9%.
Kemudian dosis maintenance 10 mg/kgbb dlm 500 ml dext.5%/NaCl selama 4 jam.
Bila sadar kina per-oral dosis 10
mg/kgbb/kali ,3 x sehari (total dosis 7 hr sejak diberi kina per-infus yang
pertama).
Catatan :
-
Kina tidak boleh diberikan bolus iv à
toksis jantung & kematian.
-
Hati-hati hipoglikemia.
-
Dosis max.dws 2000 mg/hari.
-
Pemberian kina per-oral diberikan primakuin. 0,75
mg/kgbb.
Propilaksis
Doksisiklin diberikan tiap hari
dengan dosis 2 mg/kgbb selama tidak lebih dari 4-6 minggu.
Sember: Modul Materi Pelatihan Penatalaksanaan Malaria Depkes
(erix, 6/10/10 pk 12.00 wib)
Thanks bro
BalasHapus